I.
PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi telah membawa perubahan yang signifikan terhadap berbagai dimensi
kehidupan manusia. Oleh karena itu agar pendidikan tidak tertinggal dari
perkembangan Ilmu Pngetahuan dan Teknologi (IPTEK) tersebut perlu adanya penyesuaian-penyesuaian,
terutama yang berkaitan dengan faktor-faktor pengajaran di sekolah. Salah satu
faktor tersebut adalah media pembelajaran, karena dengan adanya media dalam
pembelajaran dapat membantu para guru dan staf pengajar dalam menyampaikan
pesan pembelajaran serta lebih cepat dan lebih mudah ditangkap oleh para siswa.
Media memiliki kekuatan-kekuatan yang positif dan sinergi yang mampu merubah
sikap dan tingkah laku ke arah perubahan yang kreatif dan dinamis. Sehubungan
dengan hal itu, peran media sangat dibutuhkan dalam pembelajaran dimana dalam
perkembangannya saat ini media bukan lagi dipandang sekendar alat bantu tetapi
merupakan bagian yang integral dalam pendidikan dan pembelajaran.
Dalam makalah ini akan lebih ditekankan
tentang pembahasan media film. Dimana media film merupakan bagian dari media
pembelajaran, sehingga diharap para siswa dapat lebih mudah menangkap materi
pembelajaran yang disampaikan lewat pemutaran film tersebut. Film menarik
sekali digunakan sebagai alat pengajaran dan hendaknya mendapat perhatian yang
lebih banyak. Film juga bersifat edukatif yang mampu menghibur sehingga dapat
dengan mudah menyampaikam materi pelajaran kepada siswa secara baik yang
berdaya guna dan berhasil guna. Penjelasan
tentang media film sebagai media pembelajaran yang lebih lanjut akan
disampaikan sebagai berikut.
II.
RUMUSAN MASALAH
A.
Apakah
Pengertian Media Film?
B.
Bagaimana
Pemanfaatan Media Film sebagai Media Pembelajaran?
C.
Bagaimana
Karakteristik Media Film Sebagai Media Pembelajaran?
D.
Apa
Saja Keunggulan dan Kelemahan Media Film sebagai Media Pembelajaran?
III.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Media Film
Film
atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame di mana frame demi frame
diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar
terlihat gambar itu hidup. Film bergerak dengan cepat dan bergantian sehingga
memberikan visual yang kontinu.[1]
Atau film adalah serangkaian gambar yang diproyeksikan ke layar pada kecepatan
tertentu sehingga menjadikan urutan tingkatan yang berjalan terus sehingga
menggambarkan pergerakan yang nampak normal. Film pada hakikatnya merupakan penemuan
baru dalam interaksi belajar mengajar yang mengkombenasikan dua macam indera
pada saat yang sama.[2]
Film
yang dimaksudkan di sini adalah film sebagai alat audio visual untuk pelajaran,
penerangan, atau penyuluhan. Banyak hal-hal yang dapat dijelaskan melalui film,
antara lain tentang proses yang terjadi dalam tubuh kita atau yang terjadi
dalam suatu industri, kejadian-kejadian dalam alam, tata cara kehidupan di
negara asing, berbagai industri dan pertambangan, mengajarkan suatu
ketrampilan, sejarah kehidupan orang-orang besar dan sebagainya.[3]
B.
Pemanfaatan
Media Film Sebagai Media Pembelajaran
Menggunakan
film dalam pendidikan dan pengajaran di kelas sangat berguna atau bermanfaat terutama
untuk:
1.
Mengembangkan
pikiran dan pendapat para siswa.
2.
Menambah
daya ingat pada pelajaran.
3.
Mengembangkan
daya fantasi anak didik.
4.
Menumbuhkan
minat dan motivasi belajar.[4]
Carpenter
dan Greenhill (1956) dalam mengkaji hasil-hasil penelitian tentang film
menyimpulkan sebagai berikut:
1.
Film
yang diproduksi dengan baik, bila digunakan baik sendirian maupun dalam suatu
seri dapat diterapkan sebagai alat utama untuk mengajar ketarampilan penampilan
(performance) tertentu dan untuk menyampaikan beberapa jenis data faktual.
2.
Tes
setelah menonton akan meingkatkan belajar, jika siswa telah diberi tahu apa
yang harus diperhatikannya dalam film, dan bahwa mereka akan di tes tentang isi
film tersebut.
3.
Siswa
akan belajar lebih banyak jika diberi petunjuk studi untuk tiap film yang
dipakai dalam kegiatan belajar-mengajar.
4.
Mencatat
sambil menonton film hendaknya dicegah, karena hal itu akan mengganggu
perhatian siswa trhadap film itu sendiri.
5.
Pertunjukan
film secara bergantian dapat meningkatkan belajar.
6.
Film-film
pendek dapat dipenggal menjadi film sambung dan bermanfaat untuk kepentingan
praktek atau latihan.
7.
Siswa
dapat menonton film selama satu jam tanpa mengurangi keefektifan dari tujuan
pertemuan tersebut.
8.
Keefektifan
belajar melalui film harus dievaluasi.
9.
Sesudah
sebuah film dipertunjukkan, lalu pokok-pokok isinya dijelaskan dan
didiskusikan, akan mengurangi salah pengertian di kalangan siswa.
10. Kegiatan lanjutan setelah menonton film
hendaknya digalakkan untuk memungkinkan pemahaman yang lebih tuntas.[5]
Film
harus dipilih agar sesuai dengan pelajaran yang sedang diberikan. Untuk itu
guru harus mengenal film yang tersedia dan lebih dahulu melihatnya untuk
mengetahui manfaatnya bagi pelajaran. Sesudah film dipertunjukkan perlu
diadakan diskusi, yang juga perlu disisapkan sebelumnya. Ada kalanya film
tertentu perlu diputar dua kali atau lebih utuk memperhatikan aspek-aspek
tertentu. Agar anak-anak jangan hanya memandang film itu sebagai hiburan,
sebelumnya mereka ditugaskan untuk memperhatikan hal-hal tertentu. Sesudah itu
dapat ditest berapa banyakkah yang dapat mereka tangkap dari film itu.[6]
a.
Langkah
Penggunaan Film
Ada
beberapa langkah yang harus dilakukan dalam penggunaan film sebagai media
pengajaran. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:
1)
Langkah
Persiapan Guru
Pertama-tama
guru harus mempersiapkan unit pelajaran terlebih dahulu. Kemudian baru memilih
film yang tepat untuk mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Juga perlu
diketahui panjangnya film tersebut, tingkat rekomendasi film, tahun produksi
serta diskripsi dari film tersebut. Selain itu film tersebut diujicobakan
memuat rencana secara eksplisit cara menghubungkan film terebut dengan
kegiatan-kegiatan lainnya.
2)
Mempersiapkan
Kelas
Audien
dipersiapkan terlebih dahulu supaya mereka mendapat jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam pikiran mereka sewaktu menyaksikan film
tersebut. Untuk itu dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut: menjelaskan maksud
pembuatan film, menjelaskan secara ringkas isi film, menjelaskan bagian-bagian
yang harus mendapat perhatian khusus sewaktu menonton film, harus dijelaskan
mengapa terdapat ketidakcocokan pendapat dengan bagian isi film bila ditemui
ketidak sesuaian.
3)
Langkah
Penyajian
Setelah
audien dipersiapkan barulah film diputar. Dalam penyajian ini harus disiapkan
perlengkapan yang diperlukan antara lain: proyektor, layar, pengeras suara,
power cord, film, ekstra roll, dan tempat proyektor. Guru harus memperhatikan
keadaan ruangan gelap atau tidak dan juga guru dapat menghubungkannya dengan
berbagai alat lainnya.
4)
Aktivitas
Lanjutan
Aktivitas
lanjutan ini dapat berupa tanya jawab, guna mengetahui sejauh mana pemahaman
audien/ siswa terhadap materi yang disajikan. Kalau masih terdapat kekeliruan
bisa dilakukan dengan pengulangan pemutaran film tersebut. Pengertian yang
diperoleh audien dari melihat film akan lebih banyak manfaatnya bila diikuti dengan
aktivitas lanjutan. Aktivitas tersebut dapat berupa: membaca buku tentang
masalah yang ditonton jika buku tersebut tersedia, membuat karangan tentang apa
yang telah ditonton, mengunjungi lokasi di mana film tersebut dibuat, jika
dipandang perlu adakan tes atau ujian tentang materi yang disajikan lewat film
tersebut.[7]
b.
Teknik
Pembuatan Film
1)
Direct
Photography, yaitu mencatat atau merekam objek sebagaimana terjadi
sesungguhnya, seperti yang dilihat sesuai dengan kenyataan. Film-film
pengajaran biasanya dilakukan secara direct photography.
2)
Slow
Motion Photography, teknik ini merubah kecepatan gerak gambar yang terlalu
cepat menjadi lambat, sehingga mudah disaksikan dengan ril, misalnya burung,
tendangan bola oleh pemain, dan sebagainya.
3)
Lapse
Photography, teknik ini berupa gerakan-gerakan gambar yang lamban dan terlalu
lama diikuti oleh mata kemudian dipercepat sesuai dengan kebutuhan. Misalnya
tumbuhnya tanam-tanaman, mekarnya sekuntum bunga, proses erosi, gerakan salju
yang menghendaki waktu berjam-jam atau berhari-hari.
4)
Animated
Photography, teknik ini dilakukan dengan cara animasi, yaitu sesuatu yang
abstrak dapat dikonkritkan. Misalnya untuk menjelaskan aliran listrik, teori
pemerintahan, dan sebagainya.
5)
Photomicrography,
melalui teknik ini objek-objek yang terlalu kecil dapat diperbesar dan dapat
diperluas. Teknik ini sangat bermanfaat dalam mempelajari science dan
kesehatan. Misalnya reproduksi sel-sel, kehidupan hewan, dan sebagainya.
6)
Telescopic
Photography, teknik ini mempergunakan lensa yang dapat menangkap objek yang
terlalu jauh untuk dilihat dengan mata. Misalnya mengamati bintang-bintang di
langit, atau burung-burung yang terbang jauh, binatang buas, dan
sebagainya.
7)
Film
Monography, yaiut teknik yang paling sederhana dan murah, dengan jalan memotret
gambar-gambar biasa dengan menghadapkan kamera kepada objek satu demi satu
secara teratur, sehingga seolah-olah gambar itu sendiri yang bergerak.[8]
C.
Karakteristik
Media Film Sebagai Media Pembelajaran
Secara
singkat apa yang dapat dilihat pada sebuah film hendaknya dapat memberikan
hasil yang nyata bagi audien. Dalam menilai baik tidaknya sebuah film. Oemar
Hamalik mengemukakan bahwa film yang baik memiliki karakteristik atau ciri-ciri
sebagai berikut:
1.
Dapat
menarik minat siswa/ anak.
2.
Benar
dan autentik.
3.
Up to date dalam
setting, pakaian, dan lingkungan.
4.
Sesuai
dengan kematangan audien.
5.
Perbendaharaan
bahasa yang dipergunakan secara benar.
6.
Kesatuan
dan squence-nya cukup teratur.
7.
Teknis
yang dipergunakan cukup memenuhi persyaratan dan cukup memuaskan.[9]
Secara
ringkasnya dapat dikatakan bahwa suatu film dikatakan baik bila memenuhi
beberapa syarat, diantaranya adalah sangat menarik minat siswa dan autentik, up
to date, sesuai dengan tingkat kematangan anak, bahasanya baik dan tepat,
mendorong keaktifan siswa sejalan dengan isi pelajaran dan memuaskan dari segi
teknik.[10]
D.
Keunggulan
Dan Kekurangan Media Film
Film
kurang efektif jika diberikan tersendiri,karena itu harus digunakan dengan
metode lain setelah penayangan film selesai. Film berperan sebagai penarik
perhatian yang bersifat menghibur. Berikut beberapa keunggulan dan kelemahan
media film. (Behrens dan Evens, 1984)
1.
Keunggulan
Film
a.
Menarik
perhatian.
b.
Dapat
menunjukkan langkah atau tahapan yang diperlukan untuk melakukan tugas
tertentu.
c.
Dapat
menayangkan peristiwa atau acara yang telah terjadi.
d.
Dapat
dipercepat dan diperlambat untuk menganalisis tindakan atau pertumbuhan
tertentu.
e.
Dapat
diperbesar agar dapat dilihat dengan mudah.
f.
Dapat
diperpendek dan diperpanjang waktunya.
g.
Dapat
memotret kenyataan.
h.
Dapat
menimbulkan emosi.
i.
Dapat
digunakan untuk menggambarkan tindakan secara jelas dan cermat.
2.
Kelemahan
Film
a.
Mahal.
b.
Jika
digunakan kurang tepat akan berdampak kurang baik.
c.
Kurang
efektif untuk memberikan pengajaran yang sesungguhnya.
d.
Baru
bermanfaat jika digunakan sebagai pelengkan dari metode pengajaran yang lain. [11]
IV.
ANALISIS
Dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK) dewasa sekarang ini proses belajar-mengajar telah mengalami perubahan-perubahan
yang signifikan dalam sistem pembelajaran, sehingga diharap pembelajaran dapat
mengadakan penyesuaian-penyesuaian untuk mengikuti perkembangan zaman. Penyesuaian
tersebut salah satunya dengan penggunaan media karena media menjadi bagian yang
integral dalam progam pengajaran. Media pembelajaran yang baik adalah media
pembelajaran yang merangsang minat siswa dalam proses belajar mengajar. Salah
satu media pembelajaran yang memenuhi kriteria tersebut dan efektif serta menghibur yang diberikan dalam proses
pembelajaran adalah dengan menggunakan Media Film, karena media film sebagai
media pembelajaran telah diterima sebagai salah satu media audio visual yang
paling populer dan digemari baik dari
kalangan anak-anak ataupun orang dewasa, baik dari kota-kota besar maupun kecil,
karena media film sangat lekat dengan kehidupan masyarakat sehari-hari.
Film sendiri merupakan media yang
dipakai untuk merekam suatu keadaaan atau mengemukakan sesuatu. Film dipakai
untuk memenuhi suatu kebutuhan umum yaitu mengkomunikasikan suatu gagasan,
pesan, atau kenyataan, karena keunikan dimensinya. Dari sebuah penelitian
sendiri juga mengungkapkan bahwa film terbukti secara signifikan lebih baik
dari media yang lain dalam hal mengingat dan mampu mempengaruhi emosional dari
para siswa.
Dalam banyak hal media film sangat
membantu dalam menyampaikan tujuan-tujuan khusus yang diinginkan secara tepat
dan akurat, karena mampu untuk memperkaya dan memperkembangan pengetahuan,
kebudayaan serta dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan
konsep-konsep yang rumit, mengajarkan ketrampilan, menyingkat atau
memperpanjang waktu, dan mempengaruhi sikap. Film yang baik adalah film yang
dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam hubungannya dengan apa yang dipelajari.
Menggunakan film dalam pendidikan dan
pengajaran di kelas sangat berguna dan bermanfaat terutama untuk: Mengembangkan
pikiran dan pendapat para siswa. Menambah daya ingat pada pelajaran. Mengembangkan
daya fantasi anak didik. Menumbuhkan minat dan motivasi belajar.
Dalam menggunakan media film juga
diperlukan langkah-langkah agar pengguanaanya sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang hendak dicapai. Langkah-langkah dalam penggunaan media film tersebut
seperti harus memperhatikan: 1) Langkah persiapan guru, sehingga seorang guru
dapat menetapkan tujuan yang akan dicapai dari penggunaan film yang berhubungan
dengan pelajaran yanga akan dijelaskan. 2) Langkah persiapan kelas, yaitu menyiapkan
perlengkapan yang dibutuhkan untuk pemutaran film tersebut serta persiapan
siswa agar dapat mengikuti, mencatat, menganalisis, mengritik, dan lain-lain
dari isi film pendidikan tersebut. 3) Langkah penyajian film, ini berhubungan
dengan kecepatan atau kelambatan pemutaran film serta film bisa diputar ulang
apabila ada hal-hal penting yang harus dianalisis. 4) Langkah lanjutan atau
aplikasi, maksudnya setelah pemutaran film tersebut diadakan kegiatan belajar
sebagai tindak lanjut dari penggunaan film, seperti halnya diadakan diskusi,
laporan, ringkasan, pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan pemutaran film tersebut.
Selain harus memperhatikan
langkah-langkah dalam penggunaan film, juga para guru diharap dapat
memperhatikan teknik-teknik pembuatan film agar dalam penggunaan film
pengetahuannya dapat selaras dan seimbang. Berikut adalah teknik-teknik
pembuatan film diantaranya adalah 1) Mencatat atau merekam objek sebagaimana
terjadi sesungguhnya, seperti yang dilihat sesuai dengan kenyataan (Direct
Photography). 2) Merubah kecepatan gerak gambar yang terlalu cepat menjadi
lambat, sehingga mudah disaksikan dengan ril (Slow Motion Photography). 3) Berupa
gerakan-gerakan gambar yang lamban dan terlalu lama diikuti oleh mata kemudian
dipercepat sesuai dengan kebutuhan (Lapse Photography). 4) Dilakukan dengan
cara animasi, yaitu sesuatu yang abstrak dapat dikonkritkan (Animated
Photography). 5) Objek-objek yang terlalu kecil dapat diperbesar dan dapat
diperluas (Photomicrography), teknik ini sangat bermanfaat dalam mempelajari science
dan kesehatan. 6) Mempergunakan lensa yang dapat menangkap objek yang terlalu
jauh untuk dilihat dengan mata (Telescopic Photography). 7) Teknik yang paling
sederhana dan murah, dengan jalan memotret gambar-gambar biasa dengan
menghadapkan kamera kepada objek satu demi satu secara teratur, sehingga
seolah-olah gambar itu sendiri yang bergerak (Film Monography).
Setiap media tak luput dari keunggulan
dan kelemahan dalam proses pembelajaran. Demikian pula dengan media film yang
sejatinya merupakan salah satu bagian dari media pembelajaran. Keunggulan dan
kelemahan tersebut telah dijelaskan dalam makalah di atas. Seperti dalam keunggulan
film harus menarik perhatian. Dapat menunjukkan langkah atau tahapan yang
diperlukan untuk melakukan tugas tertentu. Dapat menayangkan peristiwa atau
acara yang telah terjadi. Dapat dipercepat dan diperlambat untuk menganalisis
tindakan atau pertumbuhan tertentu. Dapat diperbesar agar dapat dilihat dengan
mudah. Dapat diperpendek dan diperpanjang waktunya. Dapat memotret kenyataan. Dapat
menimbulkan emosi. Dapat digunakan untuk menggambarkan tindakan secara jelas
dan cermat. Sedangkan dari segi kelemahan film selain mahal juga jika digunakan
kurang tepat akan berdampak kurang baik, kurang efektif untuk memberikan
pengajaran yang sesungguhnya, baru bermanfaat jika digunakan sebagai pelengkan
dari metode pengajaran yang lain.
Demikianlah analisis dari media film
sebagai media pembelajaran yang agar dengan penggunaan atau penerapannya dapat
mencapai tujuan materi pembelajaran yang ingin disampaikan, serta media film
dapat membantu dalam membentuk karakteristik siswa menuju ke arah yang lebih
dinamis dan kreatif.
V.
KESIMPULAN
A.
Pengertian
Film adalah serangkaian gambar yang diproyeksikan ke layar pada kecepatan
tertentu sehingga menjadikan urutan tingkatan yang berjalan terus sehingga
menggambarkan pergerakan yang nampak normal.
B.
Pemanfaatan Media Film Sebagai Media
Pembelajaran terutama untuk:
1.
Mengembangkan
pikiran dan pendapat para siswa.
2.
Menambah
daya ingat pada pelajaran.
3.
Mengembangkan
daya fantasi anak didik.
4.
Menumbuhkan
minat dan motivasi belajar.
C.
Ada
beberapa langkah dalam penggunaan film sebagai berikut:
1.
Langkah
Persiapan Guru
2.
Mempersiapkan
Kelas
3.
Langkah
Penyajian
4.
Aktivitas
Lanjutan
D.
Ada
beberapa teknik pembuatan film, diantaranya:
1.
Direct
Photography.
2.
Slow
Motion Photography.
3.
Lapse
Photography.
4.
Animated
Photography.
5.
Photomicrography.
6.
Telescopic
Photography.
7.
Film
Monography.
E.
Keunggulan
dan Kelemahan Film:
1.
Keunggulan:
a.
Menarik
perhatian.
b.
Dapat
menunjukkan langkah atau tahapan yang diperlukan untuk melakukan tugas
tertentu.
c.
Dapat
menayangkan peristiwa atau acara yang telah terjadi.
d.
Dapat
dipercepat dan diperlambat untuk menganalisis tindakan atau pertumbuhan
tertentu.
e.
Dapat
diperbesar agar dapat dilihat dengan mudah.
f.
Dapat
diperpendek dan diperpanjang waktunya.
g.
Dapat
memotret kenyataan.
h.
Dapat
menimbulkan emosi.
i.
Dapat
digunakan untuk menggambarkan tindakan secara jelas dan cermat.
2.
Kelemahan
Film:
a.
Mahal.
b.
Jika
digunakan kurang tepat akan berdampak kurang baik.
c.
Kurang
efektif untuk memberikan pengajaran yang sesungguhnya.
d.
Baru
bermanfaat jika digunakan sebagai pelengkan dari metode pengajaran yang lain.
VI.
PENUTUP
Demikian
makalah yang dapat kami buat, kami sadar makalah ini jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu kritik dan saran yang konstruktif yang sangat kami harapkan untuk
perbaikan makalah ini dan makalah yang selanjutnya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Amien.
DAFTAR
PUSTAKA
Azhar,
Arsyad. 2003. Media Pembelajaran.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Nasution, Zulkarimein.1984.
Media Dalam Pembelajaran. Jakarta:
CV. Rajawali
Nasution.
2011. Teknologi Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara
Sudjana,
Nana. 1995. Dasar-Dasar Proses Belajar
Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Suprijanto.
2009. Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta:
PT Bumi Aksara
Usman,
Basyiruddin. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers
[1] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2003), hlm. 48
[2] Nana
Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar
Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1995), hlm. 102
[3] Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat
Pers, 2002), hlm. 95
[5] Zulkarimein Nasution,
Media Dalam Pembelajaran, (Jakarta:
CV. Rajawali, 1984), hlm. 17-18
[6] Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2011), hlm. 104
[9] Ibid, hlm. 98
[11] Suprijanto, Pendidikan Orang Dewasa, (Jakarta: PT
Bumi Aksara: 2009), hlm. 176-177
wah info nya bermanfaat sekali ... makasih . ^_^
BalasHapusmakasi infonya 👍
BalasHapusBisa minta judul buku Oemar Hamalik? ada disebutkan tapi tidak ada dalam daftar pustakanya. Terimakasih
BalasHapus