Selasa, 05 Juni 2012

MEDIA FILM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN



       I.            PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan yang signifikan terhadap berbagai dimensi kehidupan manusia. Oleh karena itu agar pendidikan tidak tertinggal dari perkembangan Ilmu Pngetahuan dan Teknologi (IPTEK) tersebut perlu adanya penyesuaian-penyesuaian, terutama yang berkaitan dengan faktor-faktor pengajaran di sekolah. Salah satu faktor tersebut adalah media pembelajaran, karena dengan adanya media dalam pembelajaran dapat membantu para guru dan staf pengajar dalam menyampaikan pesan pembelajaran serta lebih cepat dan lebih mudah ditangkap oleh para siswa. Media memiliki kekuatan-kekuatan yang positif dan sinergi yang mampu merubah sikap dan tingkah laku ke arah perubahan yang kreatif dan dinamis. Sehubungan dengan hal itu, peran media sangat dibutuhkan dalam pembelajaran dimana dalam perkembangannya saat ini media bukan lagi dipandang sekendar alat bantu tetapi merupakan bagian yang integral dalam pendidikan dan pembelajaran.
Dalam makalah ini akan lebih ditekankan tentang pembahasan media film. Dimana media film merupakan bagian dari media pembelajaran, sehingga diharap para siswa dapat lebih mudah menangkap materi pembelajaran yang disampaikan lewat pemutaran film tersebut. Film menarik sekali digunakan sebagai alat pengajaran dan hendaknya mendapat perhatian yang lebih banyak. Film juga bersifat edukatif yang mampu menghibur sehingga dapat dengan mudah menyampaikam materi pelajaran kepada siswa secara baik yang berdaya guna dan berhasil guna.  Penjelasan tentang media film sebagai media pembelajaran yang lebih lanjut akan disampaikan sebagai berikut.

    II.            RUMUSAN MASALAH
A.    Apakah Pengertian Media Film?
B.     Bagaimana Pemanfaatan Media Film sebagai Media Pembelajaran?
C.     Bagaimana Karakteristik Media Film Sebagai Media Pembelajaran?
D.    Apa Saja Keunggulan dan Kelemahan Media Film sebagai Media Pembelajaran?

                                                  
                                                  
 III.            PEMBAHASAN
A.    Pengertian Media Film
Film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame di mana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup. Film bergerak dengan cepat dan bergantian sehingga memberikan visual yang kontinu.[1] Atau film adalah serangkaian gambar yang diproyeksikan ke layar pada kecepatan tertentu sehingga menjadikan urutan tingkatan yang berjalan terus sehingga menggambarkan pergerakan yang nampak normal. Film pada hakikatnya merupakan penemuan baru dalam interaksi belajar mengajar yang mengkombenasikan dua macam indera pada saat yang sama.[2]
Film yang dimaksudkan di sini adalah film sebagai alat audio visual untuk pelajaran, penerangan, atau penyuluhan. Banyak hal-hal yang dapat dijelaskan melalui film, antara lain tentang proses yang terjadi dalam tubuh kita atau yang terjadi dalam suatu industri, kejadian-kejadian dalam alam, tata cara kehidupan di negara asing, berbagai industri dan pertambangan, mengajarkan suatu ketrampilan, sejarah kehidupan orang-orang besar dan sebagainya.[3]
B.     Pemanfaatan Media Film Sebagai Media Pembelajaran
Menggunakan film dalam pendidikan dan pengajaran di kelas sangat berguna atau bermanfaat terutama untuk:
1.      Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa.
2.      Menambah daya ingat pada pelajaran.
3.      Mengembangkan daya fantasi anak didik.
4.      Menumbuhkan minat dan motivasi belajar.[4]
Carpenter dan Greenhill (1956) dalam mengkaji hasil-hasil penelitian tentang film menyimpulkan sebagai berikut:
1.      Film yang diproduksi dengan baik, bila digunakan baik sendirian maupun dalam suatu seri dapat diterapkan sebagai alat utama untuk mengajar ketarampilan penampilan (performance) tertentu dan untuk menyampaikan beberapa jenis data faktual.
2.      Tes setelah menonton akan meingkatkan belajar, jika siswa telah diberi tahu apa yang harus diperhatikannya dalam film, dan bahwa mereka akan di tes tentang isi film tersebut.
3.      Siswa akan belajar lebih banyak jika diberi petunjuk studi untuk tiap film yang dipakai dalam kegiatan belajar-mengajar.
4.      Mencatat sambil menonton film hendaknya dicegah, karena hal itu akan mengganggu perhatian siswa trhadap film itu sendiri.
5.      Pertunjukan film secara bergantian dapat meningkatkan belajar.
6.      Film-film pendek dapat dipenggal menjadi film sambung dan bermanfaat untuk kepentingan praktek atau latihan.
7.      Siswa dapat menonton film selama satu jam tanpa mengurangi keefektifan dari tujuan pertemuan tersebut.
8.      Keefektifan belajar melalui film harus dievaluasi.
9.      Sesudah sebuah film dipertunjukkan, lalu pokok-pokok isinya dijelaskan dan didiskusikan, akan mengurangi salah pengertian di kalangan siswa.
10.  Kegiatan lanjutan setelah menonton film hendaknya digalakkan untuk memungkinkan pemahaman yang lebih tuntas.[5]
Film harus dipilih agar sesuai dengan pelajaran yang sedang diberikan. Untuk itu guru harus mengenal film yang tersedia dan lebih dahulu melihatnya untuk mengetahui manfaatnya bagi pelajaran. Sesudah film dipertunjukkan perlu diadakan diskusi, yang juga perlu disisapkan sebelumnya. Ada kalanya film tertentu perlu diputar dua kali atau lebih utuk memperhatikan aspek-aspek tertentu. Agar anak-anak jangan hanya memandang film itu sebagai hiburan, sebelumnya mereka ditugaskan untuk memperhatikan hal-hal tertentu. Sesudah itu dapat ditest berapa banyakkah yang dapat mereka tangkap dari film itu.[6]


a.       Langkah Penggunaan Film
Ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam penggunaan film sebagai media pengajaran. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:
1)      Langkah Persiapan Guru
Pertama-tama guru harus mempersiapkan unit pelajaran terlebih dahulu. Kemudian baru memilih film yang tepat untuk mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Juga perlu diketahui panjangnya film tersebut, tingkat rekomendasi film, tahun produksi serta diskripsi dari film tersebut. Selain itu film tersebut diujicobakan memuat rencana secara eksplisit cara menghubungkan film terebut dengan kegiatan-kegiatan lainnya.
2)      Mempersiapkan Kelas
Audien dipersiapkan terlebih dahulu supaya mereka mendapat jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam pikiran mereka sewaktu menyaksikan film tersebut. Untuk itu dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut: menjelaskan maksud pembuatan film, menjelaskan secara ringkas isi film, menjelaskan bagian-bagian yang harus mendapat perhatian khusus sewaktu menonton film, harus dijelaskan mengapa terdapat ketidakcocokan pendapat dengan bagian isi film bila ditemui ketidak sesuaian.
3)      Langkah Penyajian
Setelah audien dipersiapkan barulah film diputar. Dalam penyajian ini harus disiapkan perlengkapan yang diperlukan antara lain: proyektor, layar, pengeras suara, power cord, film, ekstra roll, dan tempat proyektor. Guru harus memperhatikan keadaan ruangan gelap atau tidak dan juga guru dapat menghubungkannya dengan berbagai alat lainnya.
4)      Aktivitas Lanjutan
Aktivitas lanjutan ini dapat berupa tanya jawab, guna mengetahui sejauh mana pemahaman audien/ siswa terhadap materi yang disajikan. Kalau masih terdapat kekeliruan bisa dilakukan dengan pengulangan pemutaran film tersebut. Pengertian yang diperoleh audien dari melihat film akan lebih banyak manfaatnya bila diikuti dengan aktivitas lanjutan. Aktivitas tersebut dapat berupa: membaca buku tentang masalah yang ditonton jika buku tersebut tersedia, membuat karangan tentang apa yang telah ditonton, mengunjungi lokasi di mana film tersebut dibuat, jika dipandang perlu adakan tes atau ujian tentang materi yang disajikan lewat film tersebut.[7]
b.      Teknik Pembuatan Film
1)      Direct Photography, yaitu mencatat atau merekam objek sebagaimana terjadi sesungguhnya, seperti yang dilihat sesuai dengan kenyataan. Film-film pengajaran biasanya dilakukan secara direct photography.
2)      Slow Motion Photography, teknik ini merubah kecepatan gerak gambar yang terlalu cepat menjadi lambat, sehingga mudah disaksikan dengan ril, misalnya burung, tendangan bola oleh pemain, dan sebagainya.
3)      Lapse Photography, teknik ini berupa gerakan-gerakan gambar yang lamban dan terlalu lama diikuti oleh mata kemudian dipercepat sesuai dengan kebutuhan. Misalnya tumbuhnya tanam-tanaman, mekarnya sekuntum bunga, proses erosi, gerakan salju yang menghendaki waktu berjam-jam atau berhari-hari.
4)      Animated Photography, teknik ini dilakukan dengan cara animasi, yaitu sesuatu yang abstrak dapat dikonkritkan. Misalnya untuk menjelaskan aliran listrik, teori pemerintahan, dan sebagainya.
5)      Photomicrography, melalui teknik ini objek-objek yang terlalu kecil dapat diperbesar dan dapat diperluas. Teknik ini sangat bermanfaat dalam mempelajari science dan kesehatan. Misalnya reproduksi sel-sel, kehidupan hewan, dan sebagainya.
6)      Telescopic Photography, teknik ini mempergunakan lensa yang dapat menangkap objek yang terlalu jauh untuk dilihat dengan mata. Misalnya mengamati bintang-bintang di langit, atau burung-burung yang terbang jauh, binatang buas, dan sebagainya. 
7)      Film Monography, yaiut teknik yang paling sederhana dan murah, dengan jalan memotret gambar-gambar biasa dengan menghadapkan kamera kepada objek satu demi satu secara teratur, sehingga seolah-olah gambar itu sendiri yang bergerak.[8]
C.     Karakteristik Media Film Sebagai Media Pembelajaran
Secara singkat apa yang dapat dilihat pada sebuah film hendaknya dapat memberikan hasil yang nyata bagi audien. Dalam menilai baik tidaknya sebuah film. Oemar Hamalik mengemukakan bahwa film yang baik memiliki karakteristik atau ciri-ciri sebagai berikut:
1.      Dapat menarik minat siswa/ anak.
2.      Benar dan autentik.
3.      Up to date dalam setting, pakaian, dan lingkungan.
4.      Sesuai dengan kematangan audien.
5.      Perbendaharaan bahasa yang dipergunakan secara benar.
6.      Kesatuan dan squence-nya cukup teratur.
7.      Teknis yang dipergunakan cukup memenuhi persyaratan dan cukup memuaskan.[9]
Secara ringkasnya dapat dikatakan bahwa suatu film dikatakan baik bila memenuhi beberapa syarat, diantaranya adalah sangat menarik minat siswa dan autentik, up to date, sesuai dengan tingkat kematangan anak, bahasanya baik dan tepat, mendorong keaktifan siswa sejalan dengan isi pelajaran dan memuaskan dari segi teknik.[10]      
D.    Keunggulan Dan Kekurangan Media Film
Film kurang efektif jika diberikan tersendiri,karena itu harus digunakan dengan metode lain setelah penayangan film selesai. Film berperan sebagai penarik perhatian yang bersifat menghibur. Berikut beberapa keunggulan dan kelemahan media film. (Behrens dan Evens, 1984)
1.      Keunggulan Film
a.       Menarik perhatian.
b.      Dapat menunjukkan langkah atau tahapan yang diperlukan untuk melakukan tugas tertentu.
c.       Dapat menayangkan peristiwa atau acara yang telah terjadi.
d.      Dapat dipercepat dan diperlambat untuk menganalisis tindakan atau pertumbuhan tertentu.
e.       Dapat diperbesar agar dapat dilihat dengan mudah.
f.       Dapat diperpendek dan diperpanjang waktunya.
g.      Dapat memotret kenyataan.
h.      Dapat menimbulkan emosi.
i.        Dapat digunakan untuk menggambarkan tindakan secara jelas dan cermat.

2.      Kelemahan Film
a.       Mahal.
b.      Jika digunakan kurang tepat akan berdampak kurang baik.
c.       Kurang efektif untuk memberikan pengajaran yang sesungguhnya.
d.      Baru bermanfaat jika digunakan sebagai pelengkan dari metode pengajaran yang lain. [11]

 IV.            ANALISIS
Dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dewasa sekarang ini proses belajar-mengajar telah mengalami perubahan-perubahan yang signifikan dalam sistem pembelajaran, sehingga diharap pembelajaran dapat mengadakan penyesuaian-penyesuaian untuk mengikuti perkembangan zaman. Penyesuaian tersebut salah satunya dengan penggunaan media karena media menjadi bagian yang integral dalam progam pengajaran. Media pembelajaran yang baik adalah media pembelajaran yang merangsang minat siswa dalam proses belajar mengajar. Salah satu media pembelajaran yang memenuhi kriteria tersebut dan efektif  serta menghibur yang diberikan dalam proses pembelajaran adalah dengan menggunakan Media Film, karena media film sebagai media pembelajaran telah diterima sebagai salah satu media audio visual yang paling populer  dan digemari baik dari kalangan anak-anak ataupun orang dewasa, baik dari kota-kota besar maupun kecil, karena media film sangat lekat dengan kehidupan masyarakat sehari-hari.   
Film sendiri merupakan media yang dipakai untuk merekam suatu keadaaan atau mengemukakan sesuatu. Film dipakai untuk memenuhi suatu kebutuhan umum yaitu mengkomunikasikan suatu gagasan, pesan, atau kenyataan, karena keunikan dimensinya. Dari sebuah penelitian sendiri juga mengungkapkan bahwa film terbukti secara signifikan lebih baik dari media yang lain dalam hal mengingat dan mampu mempengaruhi emosional dari para siswa.
Dalam banyak hal media film sangat membantu dalam menyampaikan tujuan-tujuan khusus yang diinginkan secara tepat dan akurat, karena mampu untuk memperkaya dan memperkembangan pengetahuan, kebudayaan serta dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan ketrampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi sikap. Film yang baik adalah film yang dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam hubungannya dengan apa yang dipelajari.
Menggunakan film dalam pendidikan dan pengajaran di kelas sangat berguna dan bermanfaat terutama untuk: Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa. Menambah daya ingat pada pelajaran. Mengembangkan daya fantasi anak didik. Menumbuhkan minat dan motivasi belajar.
Dalam menggunakan media film juga diperlukan langkah-langkah agar pengguanaanya sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Langkah-langkah dalam penggunaan media film tersebut seperti harus memperhatikan: 1) Langkah persiapan guru, sehingga seorang guru dapat menetapkan tujuan yang akan dicapai dari penggunaan film yang berhubungan dengan pelajaran yanga akan dijelaskan. 2) Langkah persiapan kelas, yaitu menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan untuk pemutaran film tersebut serta persiapan siswa agar dapat mengikuti, mencatat, menganalisis, mengritik, dan lain-lain dari isi film pendidikan tersebut. 3) Langkah penyajian film, ini berhubungan dengan kecepatan atau kelambatan pemutaran film serta film bisa diputar ulang apabila ada hal-hal penting yang harus dianalisis. 4) Langkah lanjutan atau aplikasi, maksudnya setelah pemutaran film tersebut diadakan kegiatan belajar sebagai tindak lanjut dari penggunaan film, seperti halnya diadakan diskusi, laporan, ringkasan, pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan pemutaran film tersebut.
Selain harus memperhatikan langkah-langkah dalam penggunaan film, juga para guru diharap dapat memperhatikan teknik-teknik pembuatan film agar dalam penggunaan film pengetahuannya dapat selaras dan seimbang. Berikut adalah teknik-teknik pembuatan film diantaranya adalah 1) Mencatat atau merekam objek sebagaimana terjadi sesungguhnya, seperti yang dilihat sesuai dengan kenyataan (Direct Photography). 2) Merubah kecepatan gerak gambar yang terlalu cepat menjadi lambat, sehingga mudah disaksikan dengan ril (Slow Motion Photography). 3) Berupa gerakan-gerakan gambar yang lamban dan terlalu lama diikuti oleh mata kemudian dipercepat sesuai dengan kebutuhan (Lapse Photography). 4) Dilakukan dengan cara animasi, yaitu sesuatu yang abstrak dapat dikonkritkan (Animated Photography). 5) Objek-objek yang terlalu kecil dapat diperbesar dan dapat diperluas (Photomicrography), teknik ini sangat bermanfaat dalam mempelajari science dan kesehatan. 6) Mempergunakan lensa yang dapat menangkap objek yang terlalu jauh untuk dilihat dengan mata (Telescopic Photography). 7) Teknik yang paling sederhana dan murah, dengan jalan memotret gambar-gambar biasa dengan menghadapkan kamera kepada objek satu demi satu secara teratur, sehingga seolah-olah gambar itu sendiri yang bergerak (Film Monography).
Setiap media tak luput dari keunggulan dan kelemahan dalam proses pembelajaran. Demikian pula dengan media film yang sejatinya merupakan salah satu bagian dari media pembelajaran. Keunggulan dan kelemahan tersebut telah dijelaskan dalam makalah di atas. Seperti dalam keunggulan film harus menarik perhatian. Dapat menunjukkan langkah atau tahapan yang diperlukan untuk melakukan tugas tertentu. Dapat menayangkan peristiwa atau acara yang telah terjadi. Dapat dipercepat dan diperlambat untuk menganalisis tindakan atau pertumbuhan tertentu. Dapat diperbesar agar dapat dilihat dengan mudah. Dapat diperpendek dan diperpanjang waktunya. Dapat memotret kenyataan. Dapat menimbulkan emosi. Dapat digunakan untuk menggambarkan tindakan secara jelas dan cermat. Sedangkan dari segi kelemahan film selain mahal juga jika digunakan kurang tepat akan berdampak kurang baik, kurang efektif untuk memberikan pengajaran yang sesungguhnya, baru bermanfaat jika digunakan sebagai pelengkan dari metode pengajaran yang lain.
Demikianlah analisis dari media film sebagai media pembelajaran yang agar dengan penggunaan atau penerapannya dapat mencapai tujuan materi pembelajaran yang ingin disampaikan, serta media film dapat membantu dalam membentuk karakteristik siswa menuju ke arah yang lebih dinamis dan kreatif.

    V.            KESIMPULAN
A.    Pengertian Film adalah serangkaian gambar yang diproyeksikan ke layar pada kecepatan tertentu sehingga menjadikan urutan tingkatan yang berjalan terus sehingga menggambarkan pergerakan yang nampak normal.
B.      Pemanfaatan Media Film Sebagai Media Pembelajaran terutama untuk:
1.      Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa.
2.      Menambah daya ingat pada pelajaran.
3.      Mengembangkan daya fantasi anak didik.
4.      Menumbuhkan minat dan motivasi belajar.
C.     Ada beberapa langkah dalam penggunaan film sebagai berikut:
1.      Langkah Persiapan Guru
2.      Mempersiapkan Kelas
3.      Langkah Penyajian
4.      Aktivitas Lanjutan
D.    Ada beberapa teknik pembuatan film, diantaranya:
1.      Direct Photography.
2.      Slow Motion Photography.
3.      Lapse Photography.
4.      Animated Photography.
5.      Photomicrography.
6.      Telescopic Photography. 
7.      Film Monography.
E.     Keunggulan dan Kelemahan Film:
1.      Keunggulan:
a.       Menarik perhatian.
b.      Dapat menunjukkan langkah atau tahapan yang diperlukan untuk melakukan tugas tertentu.
c.       Dapat menayangkan peristiwa atau acara yang telah terjadi.
d.      Dapat dipercepat dan diperlambat untuk menganalisis tindakan atau pertumbuhan tertentu.
e.       Dapat diperbesar agar dapat dilihat dengan mudah.
f.       Dapat diperpendek dan diperpanjang waktunya.
g.      Dapat memotret kenyataan.
h.      Dapat menimbulkan emosi.
i.        Dapat digunakan untuk menggambarkan tindakan secara jelas dan cermat.
2.      Kelemahan Film:
a.       Mahal.
b.      Jika digunakan kurang tepat akan berdampak kurang baik.
c.       Kurang efektif untuk memberikan pengajaran yang sesungguhnya.
d.      Baru bermanfaat jika digunakan sebagai pelengkan dari metode pengajaran yang lain.

 VI.            PENUTUP
Demikian makalah yang dapat kami buat, kami sadar makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran yang konstruktif yang sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah ini dan makalah yang selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amien.

                                                                                           






DAFTAR PUSTAKA

Azhar, Arsyad. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Nasution, Zulkarimein.1984. Media Dalam Pembelajaran. Jakarta: CV. Rajawali
Nasution. 2011. Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Sudjana, Nana. 1995. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Suprijanto. 2009. Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta: PT Bumi Aksara     
Usman, Basyiruddin. 2002.  Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers
                                                                                                                                                    

                                                                                                                                                                           
                                                                                                                                                                               


[1] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 48
[2] Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1995), hlm. 102
[3] Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 95
[4] Nana Sudjana, Op. Cit, hlm. 102
[5] Zulkarimein Nasution, Media Dalam Pembelajaran, (Jakarta: CV. Rajawali, 1984), hlm. 17-18
[6] Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 104
[7] Basyiruddin Usman, Op. Cit, hlm. 97-98
[8] Basyiruddin Usman, Op. Cit, hlm. 100-101
[9] Ibid, hlm. 98
[10] Nana Sudjana, Op. Cit, hlm. 103
[11] Suprijanto, Pendidikan Orang Dewasa, (Jakarta: PT Bumi Aksara: 2009), hlm. 176-177